Munajat Hikmatus untuk Almarhum Ayah

Masih saja terpasang pipa-pipa panjang dari sungai yang kering menuju tiga bangunan kayu berlantai tiga di atas tebing sungai di ujung musim kemarau akhir September lalu. Tiga bangunan kayu penuh lembaran baju yang dijemur, mushaf-mushaf merah marun yang tersebar, juga suara-suara mengaji ratusan santri Rumah Tahfizh Nurul Qur’an Kokap, Kulon Progo merayapi dinding kayu.

Setiap sore selepas Ashar, rutinitas ratusan santri usia sekolah dasar dan sekolah menengah adalah segera mengganti seragam sekolah dengan sarung, baju koko, kopyah hitam, atau mukena, dengan mushaf yang tidak pernah lepas digenggam. Para santri siap menghafal Alqur’an.

Beberapa anak kampung mulai berdatangan, Rumah Tahfizh Nurul Qur’an Kokap, Kulon Progo sudah menjadi seperti rumah bagi anak-anak sekitar. Rumah tahfizh adalah tempat mengaji sekaligus meramu masa depan atas malangnya nasib. Di antara tiga ratusan santri tahfizh, banyak di antaranya telah yatim piatu dan lemah ekonomi keluarganya.

Hikmatus salah satunya. Santriwati asal Kulon Progo ini telah yatim sejak kecil dan ditinggal ibundanya. Pilihan Hikmatus untuk menghafal Alqur’an di Rumah Tahfizh Nurul Qur’an semacam jalan pintas sekaligus jalan keluar untuk memuliakan ayah ibunya yang tidak pernah ditemui. Alqur’an, setiap huruf dan kata yang dibaca Hikmatus diharapkan menjelma doa dan kebaikan bagi ayah ibunya.

Sore itu, Hikmatus khusyuk menghafal surat Al Fath bersama dua santriwati lain di anak tangga musholla. Surat Al Fath yang dihafalnya bersama ratusan santri rumah tahfizh lainnya dipersembahkan untuk ayah ibu. Keinginannya, surat Al Fath yang telah dihafal akan disetorkan pada saat Wisuda Akbar 8 di Yogyakarta pada 22 Oktober nanti.

Hikmatus berbahagia menyambut WIsuda Akbar 8, pasalnya acara ini adalah waktu yang tepat bersama ratusan ribu santri tahfizh di seluruh Indonesia bersama-sama mensyiarkan Alqur’an, yang secara langsung menjadi momentum yang tepat untuk berdoa dan munajat pada Allah untuk kebaikan-kebaikan ayah ibunya.

Ustad Nur Wakhid, pengasuh Rumah Tahfizh Nurul Qur’an pun meriwayatkan bagaimana Hikmatus dapat menghafal Alqur’an di rumah tahfizhnya. Matanya memerah berkaca, bibirnya gemetar, mengisahkan silsilah Hikmatus. “Ya, memang tidak ada jalan lain untuk Himatus selain menghafal Qur’an untuk kebaikan orang tuanya. Semoga Hikmatus menjadi hafidzoh,” ungkapnya mengenang masa lalu Hikmatus. Aamiin

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Need Help? Chat with us
Scroll to Top
Scroll to Top